SUPERKONDUKTOR
A.
PENDAHULUAN
Zat padat atau material padat yang ada disekitar kita
memiliki sifat dan karaketristik yang berbeda-beda. Salah satunya adalah sifat
yang berhubungan dengan daya hantar (konduktivitas) kelistrikan. Berdasarkan
daya hantar kelistrikannya, zat padat
dibedakan menjadi konduktor, isolator, dan semikonduktor, dan yang
paling baru adalah superkonduktor.
Bahan konduktor merupakan bahan yang dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik. Bahan konduktor yang ada sekarang ini masih memiliki
nilai resistansi atau hambatan listrik yang masih dapat menyebabakan disipasi
atau hilangnya sebagian energy listrik yang di ubah menjadi panas. Namun,
akhir-akhir ini ada sejenis bahan yang memiliki hambatan nol, sehingga daya
hantarnya menjadi sangat baik dan dapat membuat hantaran energy listrik lebih
efisien, yang dikenal sebagai bahan superkonduktor.
Pada bahan superkonduktor, hambatan listrik benar-benar
bernilai nol. Artinya listrik dapat mengalir tanpa hambatan pada bahan
superkonduktor ini. Apabila pada rangkaian tertutup dari superkonduktor
dialirkan arus listrik, maka arus tersebut akan terus mengalir mengintari
rangkaian tanpa batas waktu bahkan setelah sumber listrik dilepaskan dari rangkaian.
Hal ini terjadi karena tidak ada kehilangan energi selama arus mengalir karena
hambatannya benar-benar nol.
Sifat superkonduktivitas
bahan ditemukan pertama kali oleh Heike
Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Pada saat itu, dia sedang mencoba
mengamati hambat jenis (resistivity) logam merkuri (Hg) ketika didinginkan
sampai suhu helium cair. Ternyata dia mendapatkan hambat jenis merkuri
tiba-tiba turun drastis menjadi nol pada suhu 4,2 K. Fenomena konduktivitas
sempurna inilah yang disebut superkonduktivitas,. Suhu ketika suatu bahan
superkonduktor mulai mempunyai sifat superkonduktif disebut suhu kritis (Tc).
Bahan semikonduktor banyak dimanfaatkan dalam teknologi era
modern. Sifat superkonduktivitasnya dapat membuat transmisi elektronik menjadi
lebih efisien dan lebih cepat. Namun
saat ini penggunaam superkonduktor belum praktis, dikarenakan untuk mendapatkan
bahan superkonduktor diperlukan proses pendinginan yang perlu biaya cukup
besar, sebab suhu kritis bahan superkonduktor yang ada sekarang masih jauh di
bawah suhu kamar.
Dalam uraian ini penulis akan coba membahas sedikit tentang bahan superkonduktor.
Dalam uraian ini penulis akan coba membahas sedikit tentang bahan superkonduktor.
B.
BAHAN
SUPERKONDUKTOR
1. Pengertian
Bahan Superkonduktor
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki
hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik
dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol
dan mengalami efek meissner.Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah
suhu kritisnya.
2. Suhu dan
Medan Magnet Kritis
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat
konduktor dan superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran
electron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons
akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan
kembali ke keadaan normal.
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet.
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet.
3. Sifat dan
Karakteristik Bahan Superkonduktor
a. Sifat
Kelistrikan
Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron
bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat
percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal
ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Pada superkonduktor
electron membentuk pasangan Cooper (Cooper pair) dalam satu keadaan
kuantum pada tingkat energi terendah. Proses ini dikenal sebagai Kondensasi
Bose-Einstein. Aliran Cooper pair ini bergerak sebagai satu entitas.
Untuk mengeluarkan satu Cooper pair dari aliran ini, electron harus
didorong ke energy quantum state yang lebih tinggi. Sementara, tabrakan
dengan ion logam tidak melibatkan cukup energi untuk melakukannya. Oleh karena
itu, arus listrik dapat mengalir tanpa kehilangan energi.
b. Sifat
Kemagnetan
Selain memiliki hambatan listrik
nol, bagian dalam superkonduktor juga tidak dapat ditembus medan magnet. Sifat
ini disebut diamagnetisme sempurna.
Jika sebuah superkonduktor
ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet
dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek
yang sama dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu
normal kemudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis,
medan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner.
Efek ini dapat membuat sebuah magnet
melayang di atas superkonduktor atau, sebuah superkonduktor di atas magnet.
Superkonduktor juga dapat melayang di bawah magnet. Gambar berikut ini
menunjukkan fenomena melayngnya magnet atau gejala “levitasi” yang terjadi pada bahan superkonduktor.
Gejala levitasi ini dimanfaatkan dalam pembuatan kereta
supercepat MAGLEV.
Gejala Levitasi
Sumber: http://wanibesak.wordpress.com/2011/09/24/efek-meissner-pada-superkonduktor/ |
c. Sifat Kuantum Superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui
tulisan Bardeen, Cooper dan Schriefer
pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS.
Teori BCS menjelaskan bahwa :
· Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan
keadaan dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
· Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan
adanya energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini
terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron
kedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua elektron ini
beronteraksi melalui deformasi kisi.
· Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang
lemah, medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat
kecil dan dinamakan London Penetration Depth, yang merupakan konsekuensi dari Teori
BCS.
4. Jenis
Bahan dan Tipe Superkonduktor
a. Bahan Superkonduktor
Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh
Heike Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa
unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang
berbeda..
Hal yang unik adalah
logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah
suatu superkonduktor.
Beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan
dan suhu kritisnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No
|
Bahan
|
Suhu Kritis (Tc)
K
|
Tahun Ditemukan
|
1
|
Raksa Hg
|
4,2
|
1911
|
2
|
Timbal Pb
|
7,2
|
1913
|
3
|
Niobium nitrida
|
16,0
|
1960-an
|
4
|
Niobium-3-timah
|
8,1
|
1960-an
|
5
|
Al0,8Ge0,2Nb3
|
20,7
|
1960-an
|
6
|
Niobium germanium
|
23,2
|
1973
|
7
|
Lanthanum barium Tembaga oksida
|
28
|
1985
|
8
|
Yttrium barium tembaga
oksida (1-2-3 atau YBCO) |
93
|
1987
|
9
|
Thalium barium kalsium
Tembaga oksida |
125
|
-
|
10
|
Karbon ( C )
|
15
|
-
|
11
|
HgBa2Ca2Cu3O8
|
164
|
1995
|
b. Tipe-tipe Superkonduktor
Berdasarkan
interaksi dengan medan
magnetnya, maka superkonduktor
dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor
Tipe II.
1) Superkonduktor
Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer)
dijelaskan dengan menggunakan
pasangan elektron (yang sering disebut
pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan
penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari adanya
pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata
dan superkonduktivitas akan terjadi.
Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis
pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan
medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh
superkonduktor.
Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan
terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan
magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan
normal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.
2) Superkonduktor
Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan
teori BCS karena apabila superkonduktor
jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi.
Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor
jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang
dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat
menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices)
dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam
pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat
memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet.
Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan
analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang
diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan
akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis
yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.
Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi
unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge),
indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi
merupakan larutan padatan.
5. Perkembangan
Penemuan bahan Semikonduktor
Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan
berbagai macam bahan yang dapat menjadi superkonduktor. Bahan-bahan tersebut
antara lain:
a.
Mercury (1911): Superkonduktor
pertama ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes. Ia menggunakan helium cair untuk
mendinginkan mercury di bawah suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin.
b. Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam
industri terjadi setelah tahun 1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa
niobium tin (Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3
Kelvin, dapat membawa arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.
c.
Niobium germanium (1971): Bahan ini
(Nb3Ge) memegang rekor temperatur transisi tertinggi antara tahun
1971 hingga tahun 1986.
d. Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti
uranium platina (UPt3) sangat luar biasa karena memiliki secara
efektif memiliki electron ratusan kali massa biasa mereka. Teori konvensional
tidak dapat menjelaskan sifat superconductivity materi ini.
e.
Cuprates (1986): Cuprates merupakan
superkonduktor suhu tinggi yang pertama. Bahan-bahan keramik ini dapat
didinginkan dengan nitrogen cair, yang mendidih pada suhu 77 Kelvin.
f.
Fullerenes (1991): Solid kristal
terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi superkonduktor ketika didoping
dengan atom logam alkali seperti kalium, rubidium dan cesium.
g. HgBa2Ca2Cu3O8
(1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki paling suhu transisi
tertinggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi bahan ini menjadi
superkonduktor pada suhu 164 Kelvin.
h. Magnesium diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa
tinggi dari magnesium diboride merupakan kasus luar biasa dari superkonduktor
konvensional.
i.
Iron pnictides (2006): Hideo Hosono merupakan penemu senyawa
ini. Senyawa ini merupakan jenis kedua superkonduktor suhu tinggi.
6. Pemanfaatan
Superkonduktor
a. Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)
Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi
transportasi, seperti kereta supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini
diberi nama “The Yamanashi MLX01 MagLev Train”, dimana kereta ini dapat
melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda
dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat
cepat, sampai 343 mph (550 km/jam).
Sumber: http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/05/kereta-maglev.html
b. Generator listrik super-efisien
Suatu perusahaan amerika, American
Superkonduktor Corp, diminta untuk memasang suatu sistem penstabil listrik yang
diberi nama Distributed Superconducting
Magnetic Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan
energi listrik sebesar 3 MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan
listrik apabila terjadi gangguan listrik.
c. Kabel Listrik Super
efisien
Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan
superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga.
Menurut perhitungan, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat, karena
250 pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga.
d. Supercomputer
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis.
e. Magnetic resonance imaging (MRI).
Magnetic Resonance Imaging
(MRI) adalah suatu teknik pencitraan medis
untuk memvisualisasikan struktur internal dan fungsi tubuh. Bentuk dari
devais Magnetic Resonance Imaging ditunjukkan pada gambar berikut.
C. PENUTUP
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki
hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik
dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol
dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol jika dibawah
suhu kritisnya, yaitu suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor.
Contoh bahan yang termasuk superkonduktor diantaranya, Raksa
Hg, Timbal Pb, Niobium-3-timah,Niobium germanium , Lanthanum barium Tembaga
oksida Yttrium barium
tembagaoksida (1-2-3 atau YBCO), Thalium barium kalsium Tembaga oksida, dan lain-lain.
Bahan semikonduktor banyak dimanfaatkan dalam teknologi era
modern. Sifat superkonduktivitasnya dapat membuat transmisi elektronik menjadi
lebih efisien dan lebih cepat. Teknologi
yang memanfaatkan superkonduktor diantaranya, kereta supercepat MAGLEV,
generator dan kabel superefisien, computer super cepat, dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI) yang merupakan suatu teknik pencitraan medis.
Namun saat ini penggunaam superkonduktor belum praktis,
dikarenakan untuk mendapatkan bahan superkonduktor diperlukan proses
pendinginan yang perlu biaya cukup besar, sebab suhu kritis bahan
superkonduktor yang ada sekarang masih jauh di bawah suhu kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar